1. Home
  2. Vol 2, No 2 (2018)
  3. M Firdaus

The Current Condition of Indonesian Literature Teachers: A Study about Student’s Constraints in Learning Writing Creative Literature

  • Abstract Views: 732
  • PDF Downloads: 0
  • June 22, 2018
Corresponding Author

Keywords:

Writing Creative, Literature Learning, Prospective Teachers

Abstract

As prospective teachers, the students of the Indonesian Language and Literature Education Study Program must have sufficient literary skills and experience of writing literature works. The facts are, however, very different. To date, most students face varied kinds of obstacles to writing literature works. Writing literature works require lofty creativity and imagination to produce the Dulce Et Utile (radiating the beam of the aesthetic and educational values of the works). The purpose of this study was, therefore, to describe the factors that become the students’ major obstacles to writing literature works. The method used was the qualitative descriptive whilst the observation, interview, and document analyses were the techniques of data collections. The 21 subjects of this study were the sixth-semester students of undergraduate Indonesian Language and Literature major at the Islamic University of Riau (UIR). The results of this study indicated that the factors that become the students’ crucial obstacles to learning Writing Literature Works were the lecturers’ unprofessionalism (centered-staged with different discipline/area of study of lecturers), lack of respect to the Writing Literature Works’ course; limited number of credit course, continue transmitting theoretical knowledge rather than keep practicing/writing the works, and the inappropriate teaching/learning model used in the Writing Literature Works’ course. As a result, these factors is a form of the implementation of learning writing literature works is still a formality and certainly prevent the students of being professional teachers.

Full Text:

References

Baruadi, M. K. (2005). “Profil pengajaran sastera (wacana pengembangan pengajaran sastera berbasis kawasan)” dlm. Jurnal pendidikan dan kebudayaan. Universitas Negeri Gorontalo. 25:274.

Dantes, N. (2011). Pembinaan Guru Profesional Berbasis Karakter (Suatu Rangkaian Perspektif dan Kebijakan Pendidikan Menghadapi Tantangan Global). Materi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha.

Dantes, N. (2012). Profesi Guru Dalam Kaitannya Dengan Peningkatan Profesionalisme Guru (Refleksi Tentang Struktur Program LPTK). (Online),(http://nyomandan-tes.wordpress.com/page/2/,diakses tanggal 27 Januari 2018)

Depdiknas.(2009). Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Herfanda, Ahmadun Yosi. (2007). “Menuju Format Baru Pengajaran Sastra”, dalam Makalah Seminar Pengajaran Bahasa dan Sastra dalam Gebyar Bahasa dan Sastra Indonesia 2007, HMBSI FPBS UPI Bandung, 10 April 2007.

Ibadi, Mahfud, Murdani, dan Al janan. (2009). “Pengaruh Persepsi Mahasiswa Tentang Variasi Mengajar Dosen Terhadap Hasil Belajar Dalam Mata Kuliah Teknik Permesinan” dlm. Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. 9:1, 50 – 55.

Imron, A. (2007). Pembelajaran sastera multikultural di sekolah: Aplikasi novel burung-burung rantau. Kajian linguistik dan sastera. PBSID-FKIP-UMS. 19:1. 60-75.

Kimtafsirah. (2003). Meningkatkan Apresiasi Sastra dengan Strategi Respons Pembaca dalam Konteks Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Paradigma Baru Pengajaran Sastra FKM Program Pascasarjana UPI.

Kuncoro, Mudrajad. (2009). Mahir Menulis Kiat Jitu Artikel, Opini, Kolom dan Resensi Buku. Jakarta: Erlangga.

Mahayana, M. S. (2008). “Apresiasi Sastera Indonesia di sekolah” dlm. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan. INSANIA. 13:3. 382-393.

Marantika, Juliaans E. R.(2014).“Drama dalam PembelajaranBahasa dan Sastra”, dlm. Jurnal TahuriUniversitas Pattimura, ejournal.unpatti.ac.id.11:2, 91-102.

Nuryanti, Mira et.al. (2016). “Pengembangan Model PembelajaranBerbasis Proyek dalam Pembelajaran SastraPada Siswa Kelas VIII SMP Sekabupaten Cirebon”, dlm. Jurnal METASASTRA. 9:1, 53—66.

Oemarjati, Boen S. (2010). Dengan Sastra Menapaki Proses Kreatif sebagai Basis Ketangguhan Watak. Makalah Utama Seminar Internasional PIBSI 32. Yogyakarta: Unwidha.

Purba, Antilan. (2008). Stilistika Sastra Indonesia Kaji Bahasa Karya Sastra. Medan: USU press

Rudy, Rita I. (2002). “Pengembangan Kualitas Pembelajaran Sastra sebagai Seni Bahasa dalam menggali Nilai-nilai Budaya di Perguruan Tinggi. Makalah. Dipresentasikan dalam Forum Sastra dan Budaya II di UPI Bandung, 24-26 Oktober 2002.

Salam, Aprinus. (2008).“Pengajaran Sastra dan Politik Kebudayaan dan Politik Kebudayaan”, dlm. Jurnal INSANIA P3M STAIN Purwokerto. 13: 3, 369-381.

Sarumpaet, R.K.T. (2010). Pedoman Penelitian Sastra Anak: Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional.

Setyaningsih, Nas Haryati. (2014). “Model Kolaboratif Tipe Investigasi Kelompok sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Apresiasi Prosa Mahasiswa” dlm. Jurnal Lingua. X:1, 48-56.

Subana, M dan Sunarti.(2009). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Sukatman. (2009). Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia Pengantar Teori dan Pembelajarannya. Yogyakarta: LaksBang

Suryaman, M. (2010). “Pendidikan karakter melalui pembelajaran Sastera” dlm. Jurnal Cakrawala Pendidikan. Edisi Khusus Dies Natalis UNY.

Suyatno. (2010). Pemanfaatan novel karya anak untuk pembelajaran sastera di sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 11:1. 81-92.

Tarigan, R. (2008). “Kendala dan solusi pembelajaran sastera lama dan sastera modern” dlm. Jurnal Dinamika. Edisi Mei-Agustus. 6:2.

Trianton, Teguh. (2008). “Problem Pengajaran Sastra di SMK” dlm. Jurnal INSANIA. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Purwokerto. 13:3. 341-354.

Widyastono, Herry.(2014). Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Bumi Aksara.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.